06 Februari, 2012
JUWENI
Februari 06, 2012
Gambaran bagaimana kehebatan awi (bahasa : Sunda)
atau bambu (bahasa : Indonesia) mampu mempersatukan seluruh manusia
tanpa melihat latar belakang, dari mana asal, agama yang dianutnya,
warna kulit, politik yang dipahaminya, sehingga bambu menjadi alat
pemersatu yang cukup tangguh. Demikian Wolfgang Ebertz memberikan
janjinya pada seluruh masyarakat bambu (khususnya) di dunia. Bambu,
adalah tumbuhan purba yang sangat penting artinya bagi kehidupan
manusia. Sehingga, awi ‘bambu’ tidak saja dikenal di Indonesia, malahan di belahan dunia lain, seperti di India, bambu dikenal sebagai The wood of the poor ‘kayu untuk orang miskin’. Orang Cina menyebutnya sebagai The friend of the people ‘kawan bagi manusia’, dan orang Vietnam menyebutnya sebagai The brother ‘saudara’. Bagaimana lekatnya ikatan antara awi
dengan manusia Sunda dalam kehidupan sehari-hari dapat dirasakan dalam
kesehariannya. Masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang hidup di pedesaan, di
mana lingkungan alam sekitarnya masih merupakan panorama alam yang asri. Kini dalam era gelobalisasi awi yang di jadikan untuk bahan saung semakin marak dan di lembang tepatnya sudah berbagai restoran dan rumah makan memakai awi (bambu) contonya Saung Awi Panorama Lembang.
Pedagang yang dirangkul sama Primkopol (koprasi Sespim polri) , yang terdiri dari kedai diantaranya kedai mutiara, saung mang ondih, saung mang ahmad, kedai romantis serta kedai mang adang tersedia berbagai makanan antara lain. cilok Goreng Surabi. Sate Kambing, sate ayam, nasi timbel komplit, nasi naga, nasi goreng dan lain lain...
Langganan:
Postingan (Atom)