26 Februari, 2012

KEPEMIMPINAN POLRI PADA ERA PARADIGMA BARU DALAM MEWUJUDKAN SUPREMASI HUKUM

JUWENI

KEPEMIMPINAN POLRI PADA ERA PARADIGMA BARU DALAM MEWUJUDKAN SUPREMASI HUKUM  ".
        Persoalan persolan yang di hadapi antara lain:  Bagaimana tuntutan supremasi hukum dalam reformasi ?, Bagaimana kepemimpinan Polri pada era paradigma baru ?, Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ?,  Bagaimana kepemimpinan Polri yang diharapkan untuk  mewujudkan supremasi hukum ?
a.    Tuntutan Supremasi Hukum.
            Tuntutan reformasi hukum mewujudkan supremasi hukum yang menjadi dasar dari semua tuntutan reformasi,  hukum harus ditegakkan secara benar dan adil,  transparan,  tanpa pandang   bulu,     dimana   semua   warga   negara  mempunyai
1
kedudukan yang sama didepan hukum,  tidak ada satu orang atau kelompok yang kebal terhadap hukum.  Tanpa adanya supremasi hukum tidak mungkin semua tuntutan reformasi akan terwujud.
        Untuk mewujudkan supremasi hukum, mutlak dibutuhkan penyelenggara hukum yang bersih dan baik,  akuntabel dan partisipatif,  bebas dari KKN.
b.    Kepemimpinan Polri dalam Era Paradigma Baru.
        Paradigma baru Polri adalah :
1.   Kembali kepada jati diri Polri sebagai pelindung,  pengayom dan pelayan masyarakat.
2.  Pendekatan tugas yang berorientasi kepada supremasi hukum,  moral dan etika serta kepentingan sosial masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM,  keadilan dan demokratisasi.
3.  Postur dan kerja yang profesional,  bersih dan berwibawa dalam organisasi yang mandiri dan utuh.
            Adapun kepemimpinan Polri dalam era paradigma baru,  harus mencerminkan; kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,  mempunyai moral dan integritas yang tinggi,  mampu mengambil keputusan yang tepat pada saat krisis dan mempunyai kemampuan sesuai bidang masing-masing.
        Indikator keberhasilan kepemimpinan Polri adalah :
1.     Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat.
2.    Meningkatnya suasana tertib dan aman serta kedamaian lahir dan bathin di lingkungan masyarakat.
3. Terwujudnya dan terpeliharanya disiplin anggota Polri dan masyarakat.
4.  Meningkatnya partisipasi masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitarnya.
        Keberhasilan kepemimpinan Polri sangat ditentukan oleh kwalitas para pimpinan Polri,  yaitu :
a.     Mental.
1)     Moral.
2)     Moril.
3)     Disiplin.
b.    Intelektual,  yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dibidang tugasnya secara profesional dan proporsional.
c.     Fisik.
1)     Penampilan.
2)     Kesehatan.
3)     Ketangkasan.
c.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi.
a.     Internal.
              Bahwa faktor sumber daya manusia Polri merupakan faktor yang dominan,  dimana secara kultural terkait dengan sejarah panjang Polri tergabung dalam ABRI yang sangat kental dengan budaya militer,  telah menjadi bagian yang kuat dalam sikap dan perilaku anggota Polri.  Hal ini sangat mempengaruhi penampilan dan pelaksanaan tugas Polri dalam era reformasi meskipun Polri telah terpisah dengan TNI,  karena anggota Polri saat ini merupakan produk saat Polri masih dibawah struktur ABRI.
b.    External.
              Pada era reformasi yang salah satunya ditandai dengan keterbukaan dimana penyampaian aspirasi seringkali dirasakan kurang memperhatikan etika tata krama yang dipandang oleh sebagian anggota Polri ( karena memiliki back round dan kultur militer / ABRI ) maka tidak jarang dalam menghadapi keterbukaan di masyarakat,  dipandang sebagai pelanggaran hukum yang harus ditindak,  dan bahkan terjadi tindak berlebihan sehingga menghadapi tuntutan atas pelanggaran hak azasi manusia.
d.    Kepemimpinan Polri yang Diharapkan untuk Mewujudkan Supremasi Hukum.
            Paradigma baru Polri pada era reformasi yang merupakan perwujudan pemenuhan tuntutan reformasi dan harapan masyarakat terhadap peran dan fungsi Polri menghadapi masalah-masalah keterbukaan,  keadilan,  demokratisasi dan perlindungan hak azasi manusia,  dengan mempedomani visi dan misi Polri.
a.     Visi.
              Polri yang mampu menjadi pelindung,  pengayom dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama dengan masyarakat serta sebagai aparatur penegak hukum yang  profesional  dan proporsional yang selalu menjunjung
tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia,  pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan yang demokratis dan masyarakat sejahtera.
b.    Misi.
              Berdasarkan uraian visi tersebut diatas,  selanjutnya dijabarkan misi Polri sebagai berikut :
1)     Bidang pembinaan.
a)     Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional dalam mencapai tujuan Polri yaitu terwujudnya Kamdagri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
b)     Memelihara soliditas institusi Polri dari berbagai pengaruh external yang sangat merugikan organisasi.
2)     Bidang Operasional.
a)     Memberikan perlindungan,  pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat ( meliputi aspek security,  surety,  safety & peace ) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psychis ).
b)     Memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui upaya preemtif yang dapat meningkatkan kesadaran dan ketaatan serta kepatuhan hukum masyarakat.
c)     Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.
d)     Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang bhineka tunggal ika.

e.    Kesimpulan.
            Bahwa kepemimpinan Polri pada era paradigma baru harus mencerminkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai modal dan integritas yang tinggi mampu mengambil keputusan yang tepat pada saat krisi dan mempunyai kemampuan sesuai bidang masing-masing.
10.  Rekomendasi.
            Keteladanan dalam kepemimpinan Polri merupakan faktor utama dalam menuntun bawahan kepada perubahan kultur yang menjadi landasan untuk memnuhi tuntutan reformasi dalam mewujudkan supremasi hukum.

06 Februari, 2012

Kedairasya.Blogspot.com: SAUNG AWI PANORAMA

JUWENI
Kedairasya.Blogspot.com: SAUNG AWI PANORAMA: Gambaran bagaimana kehebatan awi (bahasa : Sunda) atau bambu (bahasa : Indonesia) mampu mempersatukan seluruh manusia tanpa melihat l...

SAUNG AWI PANORAMA

JUWENI
Gambaran bagaimana kehebatan awi (bahasa : Sunda) atau bambu (bahasa : Indonesia) mampu mempersatukan seluruh manusia tanpa melihat latar belakang, dari mana asal, agama yang dianutnya, warna kulit, politik yang dipahaminya, sehingga bambu menjadi alat pemersatu yang cukup tangguh. Demikian Wolfgang Ebertz memberikan janjinya pada seluruh masyarakat bambu (khususnya) di dunia. Bambu, adalah tumbuhan purba yang sangat penting artinya bagi kehidupan manusia. Sehingga, awi ‘bambu’ tidak saja dikenal di Indonesia, malahan di belahan dunia lain, seperti di India, bambu dikenal sebagai The wood of the poor ‘kayu untuk orang miskin’. Orang Cina menyebutnya sebagai The friend of the people ‘kawan bagi manusia’, dan orang Vietnam menyebutnya sebagai The brother ‘saudara’. Bagaimana lekatnya ikatan antara awi dengan manusia Sunda dalam kehidupan sehari-hari dapat dirasakan dalam kesehariannya. Masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang hidup di pedesaan, di mana lingkungan alam sekitarnya masih merupakan panorama alam yang asri. Kini dalam era gelobalisasi awi yang di jadikan untuk bahan saung semakin marak dan di lembang tepatnya sudah berbagai restoran dan rumah makan memakai awi (bambu) contonya Saung Awi Panorama Lembang. 
Pedagang yang dirangkul sama Primkopol (koprasi Sespim polri) , yang terdiri dari kedai diantaranya kedai mutiara, saung mang ondih, saung mang ahmad, kedai romantis serta kedai mang adang tersedia berbagai makanan antara lain. cilok Goreng Surabi. Sate Kambing, sate ayam, nasi timbel komplit, nasi naga, nasi goreng dan lain lain...